RESENSI
BELENGGU
KARYA ARMIJN
PANE
NAMA : ROKY JUANDA
KELAS : XII IPA 2
IDENTITAS BUKU
Judul Buku : Belenggu
Pengarang : Armijn Pane
Angkatan : Angkatan 30 atau Pujangga
Baru
Nama Penerbit : Dian Rakyat
Cetakan Ke- :
23Jumlah
Halaman : 160Warna
Sampul : Putih dan Coklat Muda
Nama Pelaku
Utama : Sukartono, Sumartini dan Siti Rohayah
Nama Pelaku
Sampingan : Hartono, Mardani, Karno, Abdul, Nyonya RusdioPelaku yang Mati : -
PENDIDIKAN PENGARANG
Armijn Pane mengawali
pendidikannya di Hollandsislandse School (HIS) Padang Sidempuan dan
Tanjung Balai. Kemudian masuk Europese lagere School (ELS), yaitu
pendidikan untuk anak-anak Belanda di Sibolga dan Bukittinggi. Pada
tahun 1923 menjadi Studen Stovia (sekolah kedokteran) di Jakarta. Sayang
sekolahnya tidak dilanjutkan, kemudian tahun 1927 ia pindah ke
Nederlands-Indische Artsenschool (Nias) ‘sekolah kedokteran’ (Nias) yang
didirikan tahun 1913 di Surabaya. Jiwa seninya tidak dapat dikendalikan
sehingga ia kemudian masuk ke AMS bagian AI jurusan bahasa dan
kesusastraan di Surakarta hingga tamat tahun 1931.
Dalam dunia pendidikan ia juga tercatat sebagai guru bahasa dan sejarah di perguruan Taman Siswa, baik di Kediri maupun di Jakarta. Oleh karena itu salah seorang tokoh Taman Siswa, Pak Said, atas nama seluruh warga Taman Siswa menyampaikan penghargaan atas jasa almarhum dalam upacara pemakamannya.
Apakah pengalamannya sebagai studen kedokteran (Stovia) di Jakarta dan Surabaya melatarbelakangi ciptaannya yang tokoh-tokohnya dokter, seperti dr. Sukartono dalam novel Belenggu dan dr. Abidin dalam drama "Antara Bumi dan Langit". Dalam kedua cerita itu tidak tampak hal-hal yang mendasar tentang ilmu kedokteran yang dimiliki tokoh, yang disajikan hanya wajah dan perilaku tokoh dokter secara permukaan. Hal ini mungkin saja karena ia sekolah kedokteran tidak sampai tamat sehingga tidak sampai menghayati segalanya yang berhubungan dengan ilmu itu. Ternyata, memang Armijn Pane bukan tertarik oleh dunia kedokteran, melainkan tertarik oleh dunia seni. Untuk itu ia mampu menamatkan pendidikannya di AMS AI (Jurusan Kebudayaan Timur) di Solo.
Gaya Bahasa
Menggunakan
bahasa Indonesia klasik, misalnya saja, diparagraf pertama bagian pertama
novel, tertulis:“Sepertibiasa, setibanya di rumah lagi, dokter Sukartono terus
sajamenghampiri meja kecil, di ruang tengah, dibawah
tempat telepon.”Perbedaan zaman yang mencolok terekam dalam frasa ‘… dokter Sukartono terus saja menghampiri
…’Dalam tata bahasa Indonesia modern yang menggunakan Ejaan YangDi-Sempurnakan,
kata ‘terus’ diganti dengan kata‘selalu,’sehingga
frasa tersebut seharusnyatertulis: ‘…dokter Sukartono selalu saja menghampiri …’
UNSUR INSTRINSIK
a. Tema
Tema adalah ide, gagasan, pandangan hidup pengarang yang melatarbelakangi penciptaan karya sastra (Sudjiman, 1994:54).Tema yang terdapat dalam novel “Belenggu Karya Arminj Pane” Kritik Sosial Dan Politik tentang problematika Cinta segita.
b.Alur
Staton
(1965:14) mengemukakan alur adalah cerita yang berisi kejadian, tetapi
kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab – akibat, peristiwa yang
disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa lain. Alur adalah
tulang punggung dari sebuah cerita karena alur merupakan jalannya
cerita.
Alur dalam Novel Belenggu termasuk alur maju.
C. Penokohan
Sebagain
tokoh – tokoh karya fiksi adalah tokoh – tokoh rekaan yang dimaksud
tokoh cerita adalah individu rekaan yang mengalami cerita kendati berupa
rekan atau hasil imajinasi pengarang, masalah penokohan tidak bisa
dipisahkan dari suatu karya sastra dan merupakan suatu bagian yang
penting dalam membangun sebuah cerita (Nurgiyantoro,1994:66).
Tokoh – tokoh yang terdapat dalam novel Belenggu meliputi: Dokter Sukartono (Tono), Sumartini (Tini), dan Siti Rohayah (Yah)
D. Latar/Setting
Latar
dimaksudkan untuk mengidentifikasi situasi yang tergambar dalam cerita.
Keberadaan elemen latar pada hakikatnya tidaklah hanya sekedar
menyatakan di mana, kapan, dan bagaimana situasi peristiwa berlangsung,
melainkan keterkaitan dengan gambaran tradisi, karakter, perilaku sosial
dan pandangan masyarakat pada waktu cerita ditulis (Sudjiman.1994:46).
Latar tempat dalam novel belenggu: Rumah sukartono, Rumah sakit
Latar waktu meliputi: Siang hari, malam hari
e. Amanat
Novel
Belenggu menyimpan banyak makna yang mendalam di setiap konflik yang
dimuculkan. Kritik sosial yang tajam dalam kisah ini bisa menjadi sebuah
pembelajaran bagi para generasi muda dalam menjalani kehidupan yang
terhegemoni oleh sebuah sistem yang menindas. Dan semua itu berlaku
terhadap semua orang, baik itu tua-muda, kaya-miskin, dan juga
pria-wanita.
KELEBIHAN DAN
KEKURANGAN
“Belenggu” adalah
novel Indonesia
karya Armijn Pane. Novel ini pertama kali
diterbitkan
oleh majalah sastra“Poedjangga Baroe”
dalam tiga
bagian dari April hinggaJuni 1940. Di dalam novel ini terdapat beberapa
kelebihan dan kekurangan yaitu antaralain sebagai berikut :
Ø Kelebihan :
·
Membaca buku ini, kita diajak mengembara ke alam pemikiran yang luas,
kedunia falsafah yang sarat makna.
·
Cerita yang diangkat sangat menarik dan berbeda dari karya-karya
padaangkatan Pujangga Baru. Dibanding karya sastra Indonesia sebelumnya,
yangterbatas pada tema tradisional seperti "yang baik melawan yang
jahat",Belenggu mengutamakan konflik psikis tokoh. Belenggu merupakan
novelpsikologis Indonesia pertama.
·
Novel ini membuat pembaca lebih aktif berfikir dan membuat
pembacamengembangkan imajinasinya karena tidak menjelaskan semua aspek
cerita;hanya aspek kunci dikemukakan.
·
Pada novel ini, pengarang mampu membahas tema yang berdasarkankenyataan
sosial dan benar-benar mencerminkan permasalahan yangdihadapi orang Indonesia
berpendidikan tinggi saat menghadapi kebudayaantradisional.
Ø Kekurangan :
·
Pemikiran pengarang yang luas merupakan satu kelebihan dan sekaligussatu
kekurangan untuk pembaca khususnya pelajar yang masih menyukaibuku yang
sederhana bahasanya dan ringan ceritanya.
·
Kita juga akan merasa terganggu, karena alur cerita yang
melompat-lompat antara sekarang dan masa lalu.
KESIMPULAN
Dari
analisis yang dilakukan peneliti, dapat ditarik kesimpulan yaitu, Belenggu
karya Armijn Pane, merupakan novel yang penggunaan bahasanya memperlihatkan isi
dan kesatuan karya dari unsur-unsur cerita. Dan penggunaan bahasa yang
fungsional dan bahasa kias, menjadikan novel ini sarat akan pesan dan amanat
yang tersirat dalam bahasanya. Selain itu terdapat pula pengalaman-pengalaman
didalamnya, yang akan memberi dampak bagi kejiwaan seseorang dan dapat sebagai
bahan pembelajaran bagi pembaca karya sastra ini, membaca roman Belenggu ini akan melahirkan sebuah
opini, bahwa apabila sebuah kehidupan rumah tangga yang lahir dibangun dari
tiadanya rasa saling cinta antara suami-istri, maka keluarga tersebut tidak harmonis
dan bahkan bisa terjadi perceraian. Hal inilah yang ditakutkan dalam kehidupan
sesorang, manakala membangun rumah tangga tanpa didasari cinta antara suami
isteri. Karena tidak saling mencintai, mereka tidak pernah akur, tidak saling
berbicara dan bertukar pikiran. Masalah yang mereka hadapi tidak pernah
dipecahkan bersama-sama sebagaimana layaknya suami istri. Masing-masing
memecahkan masalahnya sendiri-sendiri, sering salah paham dan sukar bertengkar.
Itulah sebabnya, banyak dimasyarakat untuk menghidari kawin paksa, kawin karena
dijodohkan dan kawin tanpa dasar cinta. Karena kalau perkawinan tanpa dasar
cinta akan membentuk keluarga yang tidak harmonis dan tidak bahagia. Dan orang
akan menghindari hal ini sejauh-jauhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar